TMA Tak Stabil, Wilayah Longsor Kali Gandong Meluas
Tak stabilnya Tinggi Muka Air (TMA) sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro terus meluas. Tidak hanya di sungai Bengawan Solo, namun longsor juga mengancam tebing anak sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro. Salah satunya adalah Kali Gandong di Kecamatan Purwosari. Titik longsor di bantaran Kali Gandong terus bertambah. Selain menyeret tanaman yang ditanam di bantaran sungai, longsor juga mengancam permukiman penduduk yang tinggal di dekat sungai.
Longsor paling parah terjadi di kawasan Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro. Bantaran sungai yang longsor kini sepanjang 450 meter dengan lebar 50 meter. Kedalaman longsoran sekitar 20 meter. Longsor bantaran sungai itu berada di dekat titik pertemuan Kali Gandong dengan Sungai Bengawan Solo.
Longsor bantaran Kali Gandong juga terjadi di kawasan Dusun Petak, Desa Beged, Kecamatan Gayam. Bantaran sungai longsor sepanjang 20 meter dengan lebar 5 meter. Puluhan pohon jati yang ditanam warga ikut terseret longsor dan masuk ke sungai. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Sedah Kidul, Kecamatan Purwosari. Bantaran Kali Gandong longsor sepanjang 10 meter dengan lebar 5 meter.
Sementara itu menurut Kepala Desa Sedah Kidul, Choirul Huda, menyatakan pemerintah desa akan berupaya semaksimal mungkin agar kejadian ini segera ditangani oleh pihak terkait.
“Salah satunya dengan cara mengajukan proposal bantuan disertai dokumentasi berupa foto kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro,” ujar Huda.
Kali Gandong merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Sungai ini mengalir dari daerah selatan Bojonegoro yakni Kecamatan Tambakrejo dan berakhir di Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Purwosari. Sungai sepanjang 8 kilometer ini sering meluap saat terjadi hujan deras selama beberapa jam di wilayah selatan Bojonegoro.(lya/**dwi)