Bojonegoro, Media Center – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangan telah menyiapkan dua unit ruangan khusus isolasi bagi pasien Corona atau Covid-19. Penyipan ruangan ini sebagai penunjang RSUD Sosodoro Djatikoesoemo jika terjadi overload.
“Fungsi RSUD Padangan hanya sebagai penyangga dalam kondisi sangat darurat sekali ketika overload maka kita sudah menyiapkan ruangan di lantai 1 diujung sendiri yang fungsinya sebagai rawat inap,” ujar Dirut RSUD Padangan, Agus Suprayitno saat memberikan penjelasan kepada rombongan Komisi C DPRD Bojonegoro yang melakukan kunjungan, Selasa (7/4/2020).
Dijelaskan, ada 13 jenis layanan kesehatan di RSUD Padangan. Dari 13 layanan, 4 diantaranya adalah pelayanan penyakit dalam, spesialis kulit dan kelamin, spesialis mata, dan bagian anak. Sedangkan untuk pelayanan spesialis paru-paru yang menjadi sentra pelayanan Covid-19 sementara belum ada.
Namun demikian, lanjut dia, apa bila terjadi kondisi darurat sekali, tetap akan menjadi prioritas tenaga medis untuk menangani kasus Covid-19.
“Untuk kesiapan penanganan Covid-19 yang menjadi dasar kita adalah keputusan Gubernur Jatim tentang penetapan RS rujukan Corona,” jelasnya.
Saat ini, di Jawa Timur, ada 75 RS rujukan, salah satunya RSUD Sosodoro Djatikoesoemo. Sementara posisi RSUD Padangan karena tidak masuk 75 ini, maka fungsinya hanya sebagai penyangga dalam kondisi sangat darurat.
“Prosedur kita tetap konsultasi dengan spesialis paru yang ada di RSUD Sosodoro Djatikusuno,” lanjutnya.
Dia mencontohkan, ada dua pasien yang ditangani sesuai standar operasi prosedur (SOP) atau protokol kesehatan penanganan Covid-19 dan sudah sembuh. Pada masuk awal, RSUD Padangan mengkonsultasikan tentang kondisi pasien secara klinis dan hasil laboratorium kepada RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
“Saat masuk PDP maka RSUD Sosodoro maka disiapkan peralatan di Sosodoro,” jelasnya.
Sekarang ini di RSUD Padangan sudah dibentuk tim medis dengan dokter yang bertugas salah satu ketua timnya dijabat oleh dokter spesialis Anestesi. Ada 13 orang yang sudah masuk dalam tim penanganan Covid-19.
“Anggotanya ada dari klinik, radiologi, kepala instalasi gawat darurat,” ucapnya.
Untuk melindungi tenaga medis, lanjut Agus, RSUD Padangan sudah ada tapi masih ada kekurangan. Tapi jika melihat pola di Bojonegoro masih stabil, kemungkinan alat pelindung diri (APD) masih terpenuhi. Sedangkan penanganan pasien yang dicuriga Covid-19 akan ditangani di IGD sebelum masuk ruang isolasi yang sedang dibangun saat ini.
“Ada dua yang sedang dipersiapkan, pra rujukan sebelum di Sosodoro Djatikusumo,” lanjutnya
Namun, jika RSUD Sosodoro Djatikusumo dalam kondisi overload, maka pihaknya mempersiapkan skenario di ruangan yang sedang dibangun.
“Ada ruangan khusus jika RSUD di Madiun dan Ngawi overload kita transfer di ruangan sendiri pasiennya,” pungkasnya.
Sementara itu, dari grafik harian pemantauan Covid-19 Dinas Kesehatan Bojonegoro per 7 April 2020 hingga pukul 15.00 Wib, msih terdapat penambahan ODP baru, sehingga jumlahnya bertambah menjadi 54 orang.
“Hari ini ada tambahan ODP baru di Kecamatan Padangan,” sambung Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro, Masirin.
Dikatakan, jumlah total ODP di Kabupaten Bojonegoro hingga hari ini sebanyak 105 orang, dan selesai masa pemantauan 51 orang.
Memperhatikan angka tren ODP di Kabupaten Bojonegoro yang relatif stabil, Masirin mengimbau kepada masyarakat untuk terus antisipasi dan waspada. Selain itu, bersama-sama disiplin dalam menjaga jarak (social dan phisical distancing), cuci tangan dan melaporkan kepada aparat desa atau petugas kesehatan setempat jika merasakan gejala demam, batuk atau pilek, sakit kepala dan sakit tenggorokan.
“Jangan lupa selalu gunakan masker saat terpaksa beraktivitas di luar rumah,” pesan pria yang juga menjabat Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkab Bojonegoro itu.(Dwi)