Bupati Bojonegoro Kunjungi Banjir di Kecamatan Balen
Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto, mengunjungi banjir luapan Bengawan Solo di Desa Kedungdowo dan Lengkong, Kecamatan Balen, sekaligus melihat kesiapan tim penanggulangan bencana kecamatan, Sabtu (04/02/2017).
“Bupati Bojonegoro Suyoto tadi sempat melihat dan berjalan kaki di genangan banjir Bengawan Solo di Desa Lengkong dan Kedungdowo,” kata Sekretaris Kecamatan Balen, Bojonegoro Hendri Puspita, di Bojonegoro.
Di dua desa itu, katanya, merupakan desa yang paling awal dilanda banjir luapan Bengawan Solo, karena lokasinya yang rendah juga berdekatan dengan sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat.
“Ketinggian air banjir di dua desa itu berkisar 0,50-1 meter karena memang lokasinya rendah dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Balen,” jelas dia.
Pada kesempatan itu, lanjut dia, Bupati Bojonegoro Suyoto juga melihat kesiapan tim penanggulangan bencana di Kecamatan Balen, dalam menangani pengungsi, salah satu kegiatannya dapur umum.
“Dapur umum sudah kita persiapkan di Desa Sekaran, yang daerahnya tidak kebanjiran, tetapi belum berjalan karena belum ada warga yang mengungsi,” tuturnya.
Ia menyebutkan di wilayahnya selain Desa Lengkong dan Kedungdowo, desa lainnya yang sudah dilanda banjir luapan Bengawan Solo yaitu Desa Mulyorejo, Sarirejo, dan Pilanggede.
Di lima desa itu, lanjut dia, genangan banjir luapan Bengawan Solo sudah merendam jalan desa, selain tanaman padi di empat desa seluas 260 hektare dengan usia mulai 15 hari sampai 50 hari.
“Sawah di Desa Mulyorejo, juga terendam banjir, tetapi tidak ada tanaman padinya. Di lima desa yang dilanda banjir belum ada warga yang mengungsi, sebab rata-rata rumah warga cukup tinggi,” ucapnya.
Ia menambahkan tanaman padi di empat desa yang terendam air banjir itu akan gagal panen, kalau tanaman padi terendam air banjir lebih tiga hari.”Kalau segera surut masih bisa diselamatkan, tetapi produksi juga menurun dan rusak,” tandasnya. (*/mcb)