Bojonegoro Kota, Siaga Banjir
Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, pada papan duga TBS Bojonegoro Kota yang semula diprediksi tidak akan mencapai status siaga, ternyata diluar prediksi. Sejak pukul 03.00 WIB, dini hari Senin (08/02) tadi, status Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, pada papan duga TBS Bojonegoro Kota masuk status siaga kuning.
Berikut ini update status TMA Bengawan Solo, yang diterima BBC (BeritaBojonegoro.com) dari UPT Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai (UPT PSAWS) Bengawan Solo untuk tanggal 8 Februari 2016.
Papan duga Dungus Ngawi, pukul 03.00 WIB, 5,80 peilschaal (status bawah siaga), pukul 06.00 WIB, 6,70 peilschaal (status siaga hijau) dan pukul 09.00 WIB, 7,00 peilschaal (status siaga kuning), trend naik.
Papan duga Karangnongko-Bojonegoro, pukul 03.00 WIB, 26,70 peilschaal (status bawah siaga), pukul 06.00 WIB, 27,16 peilschaal (status bawah siaga), pukul 09.00 WIB, 27,84 peilschaal (status bawah siaga), trend naik.
Papan duga TBS Bojonegoro Kota, pukul 03.00 WIB, 13,10 Mdpl (status siaga hijau), pukul 06.00 WIB, 13,30 Mdpl (status siaga hijau), dan pukul 09.00 WIB, 13,60 Mdpl, (status siaga hijau), trend juga masih mengalami kenaikan.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sujarwo, peningkatan elevasi Sungai Bengawan Solo ini disebabkan karena adanya limpahan air Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri serta dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang turun di daerah hulu sungai Bengawan Solo.
Lebih jauh Andik Sujarwo menjelaskan, bahwa selain Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, terdapat juga Bendung Colo yang berada di Kecamatan Nguter Kabupan Sukoharjo, waduk inilah yang berfungsi sebagai pengendali banjir Bengawan Solo.
Begitu pintu air waduk Gajah Mungkur di buka langsung ditangkap di Bendung Colo tersebut untuk dikendalikan ke Saluran Primer Colo Timur dan Colo Barat guna kebutuhan irigasi di daerah tersebut, selebihnya diteruskan ke Sungai Bengawan Solo.
Sementara, kenaikan elevasi Sungai Bengawan Solo selain dari besaran debit air bukaan pintu air di Bendung Colo tersebut, juga dipengaruhi oleh anak sungai Bengawan Solo didaerah hulu tersebut, seperti Kali Dengkeng di Klaten, Kali Jlantah dan Kali Samin di Sukoharjo, Kali Brambang, Kali Anyar, Kali Pepe serta Kali Jungke di Boyolali.
“Jika dari anak-anak kali tersebut tinggi airnya, maka TMA Bengawan Solo akan cepat sekali perubahannya, dari siaga hijau ke siaga kuning hingga ke siaga merah” jelas Andik Sujarwo.
Masih menurut Andik Sujarwo, selain dipengaruhi oleh limpahan Bendung Colo dan anak sungai yang berada di daerah hulu, untuk wilayah Bojonegoro juga dipengaruhi oleh limpahan dari anak-anak sungai yang berada di wilayah Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten dan Kota Madiun serta dari Kabupaten Ngawi.
Menanggapi perubahan status TMA Bengawan Solo di Bojonegoro Kota yang telah masuk status siaga, Andik mengimbau kepada warga yang berada di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo untuk mulai siaga menghadapi kemungkinan banjir Bengawan Solo.
Sumber : http://beritabojonegoro.com/read/3251-bojonegoro-kota-siaga-banjir.html