Bojonegoro dapat Hibah Rehabilitasi Bencana Rp10 Miliar
Bojonegoro, 15/9 (Media Center) – Pemerintah pusat mengucurkan dana hibah sebesar Rp10 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tahun 2017. Dana puluhan miliar itu disasarkan ke sejumlah titik. Yakni untuk pembangunan jembatan Desa Butoh, Kecamatan Ngasem, dengan pagu dana sebesar Rp1.083.600.000, pembangunan jembatan Babad, Kecamatan Kedungadem, pagu dana sebesar Rp1.875.600.000, dan pembangunan Jembatan Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, pagu dana sebesar Rp2.786.400.000.
Kemudian pembangunan longsoran tebing sungai Dusun Tengaring, Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, pagu dana sebesar Rp1.250.000.000, pembangunan longsoran Jalan Raya Sekar – Bojonegoro, Kecamatan Sekar, pagu dana sebesar Rp1.195.000.000, dan pembangunan longsoran Kali Pacal, Desa Senganten-Sambongrejo, Kecamatan Gondang, dengan pagu dana sebesar Rp1.250.000.000.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei dalam kunjungan ke Bojonegoro kemarin mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Bupati Suyoto dalam mengantisipasi dampak bencana. Mulai dari membangun embung, tanggul, saluran air dan termasuk juga dalam meningkatkan perekonomian warga sehingga Bojonegoro bisa keluar dari daftar 10 besar kabupaten termiskin di Jawa Timur.
“Saya melihat Bojonegoro sangat tanggap, cepat dan tepat dalam mengantisipasi bencana di wilayahnya,” puji Willem Rampangilei saat melakukan kunjungan kerja di Bojonegoro yang dipusatkan di Lapangan Sepakbola Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, Kamis (14/9) kemarin.
Menurut Willem, penanggulangan dan penanganan bencana ini tidak hanya ditangani oleh pemerintah saja, melainkan dibutuhkan peran serta dari masyarakat untuk bersama-sama menanggulanginya.
Kunjungan Willem Rampangilei didampingi Kuswiyanto, Anggota DPR RI Komisi VIII, yang salah satunya membidangi kebencanaan, Bupati Bojonegoro Suyoto, forum pimpinan daerah (Forpimda) dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup pemkab.
Dalam kunjungan itu, selain membahas tentang dampak bencana alam kekeringan dan banjir, juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan Desa Butoh sepanjang 15 meter pasca bencana banjir. Dengan sumber dananya dari BNPB 2017 senilai Rp 1.076.198.000.
Di tempat tersebut, Bupati Suyoto menjelaskan upaya untuk penanggulangan dampak bencana alam baik banjir maupun kekeringan di wilayahnya terus dilakukan. Seperti pembangunan jembatan Desa Butoh yang beberapa waktu rusak diterjang banjir, membangun embung-embung, tanggul, dan perbaikan saluran air.
“Alhamdulillah dampak kekeringan tahun ini sudah berkurang dibandingkan beberapa tahun lalu,” kata Bupati Suyoto.
Kang Yoto sapaan akrab Bupati Suyoto mencontohkan seperti Desa Sendangharjo salah satu desa di Kecamatan Ngasem yang dulunya setiap tahun selalu mengalami krisis air bersih, namun sejak sekira tiga tahun ini sudah bebas dari kekeringan.
“Karena di sini sudah memiliki saluran air yang diambilkan dari Sendang Grogolon, Kecamatan Dander,” ujar Kang Yoto.
Dikesempatan yang sama, Anggota Komisi VIII, Kuswiyanto, mengungkapkan dana hibah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tahun 2017 sebesar Rp10 miliar yang mengucur di Bojonegoro ini melalui proses panjang di tingkat pusat.
“Alhamdulillah apa yang kami perjuangkan selama ini di pusat akhirnya bisa terwujud,” ucap Kuswiyanto. (dwi/mcb)