Berikut 10 Penyakit Mematikan yang Perlu Diwaspadai
Masyarakat Kabupaten Bojonegoro diminta untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Karena saat ini ada 10 jenis penyakit yang mematikan yang diakibatkan salah asupan.
Berdasarkan kajian tiga rumah sakit di Bojonegoro yakni RSUD Sosodoro Djatikusuma, RSU Padangan dan RSU Sumberrejo, bahwa 10 penyakit mematikan itu adalah Stroke, gagal ginjal, pertumbuhan janin, infeksi usus, infeksi tubuh (sepsis), Tubercolusis Paru, Diabetes Melitus (DM) atau akrab dengan sebutan kencing manis, infeksi saluran tenggorokan ( varieses Oesofagus) dan tetanus.
Sesuai data dari Rumah Sakit Umum Sosodoro Djatikusuma Bojonegoro, dari 347 orang penderita stroke, sebanyak 76 penderita meninggal dunia. Sedangkan untuk gagal jantung dari jumlah penderita mencapai 235 orang dengan kasus kematian mencapai 37 orang. Hal yang sama juga terjadi pada kasus gagal ginjal sebanyak 37 orang harus meregang nyawa kalah oleh penyakit ini dari 151 penderita di Bojonegoro.
Pembunuh nomor empat adalah pertumbuhan janin dari 161 kasus, 31 diantaranya meninggal dunia. Infeksi usus dialami oleh 70 orang penderita dan 30 orang lainnya harus berakhir dengan kematian. Pembunuh nomor 6 adalah infeksi tubuh ( sepsis) jumlah penderita 71 orang, dan kasus meninggal 29 orang. Penyakit mematikan nomor 7 adalah TB Paru, di Bojonegoro penderita sejumlah 153 orang dan meninggal 27 orang.
Kemudian, kencing manis ( Diabetes Melitus) dialami oleh 246 orang Bojonegoro dan 23 di antaranya meninggal dunia. Pembunuh kesembilan dan kesepuluh adalah infeksi saluran tenggorokan ( varieses oesofagus) dan tetanus dengan rincian varieses oesofagus 74 orang penderita dan kematian sejumlah 26 orang, sedangkan tetanus dialami oleh 65 orang dengan jumlah meninggal dunia 15 orang.
Sementara itu data dari dua rumah sakit lain yakni Rumah Sakit Padangan 10 penyakit pembunuh itu adalah stroke, gagal jantung, pernafasan, tubercolusis paru, diabetes melitus, gagal ginjal, hipertensi, diare, anemia dan penyakit hati. Sedangkan untuk 10 penyakit pembunuh yang terdeteksi di RSUD Sumberejo adalah berat bayi lahir rendah (BBLR), stroke, gagal ginjal, lambung (gastritis), infeksi tubuh (sepsis), gagal jantung, Tubercolusis (TBC), diare.
Selanjutnya adalah Melena ( mengeluarkan tinja atau feses berwarna hitan seperti ter yang berisi darah yang telah dicerna ). Pembunuh kesepuluh adalah efusi pluera (Efusi pleura yaitu suatu keadaan terdapatnya cairan dengan jumlah berlebihan dalam rongga pleura.Efusi pleura dapat di sebabkan antara lain karena tuberkulosis, neo plasma atau karsinoma, gagal jantung, pnemonia, dan infeksi virus maupun bakteri ) atau yang dikenal oleh masyarakat dengan flek paru.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, saat memimpin rapat bersama dengan tim kesehatan yakni Dinas Kesehatan dan Rumah sakit Umum Bojonegoro ini dihadiri pula oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Hj. Mahfudhoh Suyoto, di rumah dinas bupati, Senin (30/3/2015), berpesan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan adalah memperhatikan setiap asupan yang dikonsumsi setiap hari. Selain itu harus diperhatikan pula hal-hal penting lainnya apakah semua makanan yang kita konsumsi adalah termasuk dalam kategori aman.
“Aman dalam hal ini adalah terbebas dari zat yang berbahaya seperti pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap. Apalagi bagi warga Bojonegoro harus diingat bahwa kontur tanah kita yang berkapur membawa dampak pada kandungan kapur dalam air kita. Tidak hanya itu sebagian Bojonegoro kadar zat besi dalam air juga tinggi. Sehingga warga Bojonegoro rentan terhadap penyakit gagal ginjal,” pesan Bupati yang akrab disapa Kang Yoto ini.
“Apalagi lidah kita telah akrab dengan masakan berkuah santan, sehingga lebih mudah dihinggapi pula oleh penyakit kolesterol dan kemudian stroke,” lanjut dia.
Bupati dalam kesempatan ini menyampaikan, bahwa sumber dari segala penyakit yang mendera adalah mulut. Karena mulut merupakan muara masukan yang masuk dalam tubuh manusia. karena itu, jika dfimasukkan adalah makanan yang sehat, maka akan membuat tubuh sehat. Begitu pun sebaliknya manakala yang dimasukkan dalam mulut adalah makanan yang berbahaya dan mengandung racun, maka bisa juga akan membahayakan kesehatan tubuh.
“Belum lagi ada satu budaya yang telah akrab dengan masyarakat kita bahwa jamu dari Bahan Kimia Obat adalah untuk membuat sehat dan terhindar dari penyakit. Padahal belum tentu apa yang kita anggap jamu itu adalah sesuatu yang menyehatkan,” ujar Kang Yoto.
Tidak hanya itu saja, dalam rangka menyiapkan generasi Bojonegoro yang sehat dan cerdas, Bupati juga memerintakahkan Dinas Kesehatan untuk melakukan survey terhadap jajanan yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah. Hal itu untuk mengetahui apakah yang dikonsumsi itu telah memenuhi standart keamanan pangan dan memang aman dikonsumsi.
“Ini harus segera dilakukan untuk menyelamatkan generasi Bojonegoro di masa mendatang,” pungkas Kang Yoto.(humas/dwi)