2016, Bencana di Industri Migas Bojonegoro Hanya Kebocoran Gas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan selama 2016 terjadi empat kali bencana di industri migas. Bencana yang dialami operator migas kebanyakan adanya kebocoran gas H2S (Hidrogen Sulfida).
“Kejadian pada tahun lalu ada di Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Lapangan Sukowati, Blok Tuban oleh Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ),” ujar Plt Pelaksana BPBD Andik Sudjarwo, Sabtu (4/2).
Bencana yang terjadi tersebut menyebabkan sejumlah warga yang tinggal di sekitar wilayah operasi mengalami gejala keracunan. Seperti mual, muntah, dan pusing.
“Namun, tidak menimbulkan korban jiwa,” tukasnya..
Dari data yang diperoleh, gas yang timbul akibat kegiatan uji coba di lapangan minyak Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, terjadi dua kali pada Oktober 2016 dan satu kali pada 18 Desember 2016.
Kebocoran gas H2S juga terjadi di Pad A Lapangan Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, terjadi pada 1 Februari 2016 dan 25 April 2016.
Penanganan kebocoran gas di Lapangan Sukowati dilakukan oleh Penanganan Keadaan Darurat Bencana (PKDB) yang diketuai Komandan Kodim 0813 dengan anggota jajaran instansi terkait.
“Sementara di Blok Cepu langasung ditangani Pemdes dan perusahaan migasnya atau EMCL,” pungkasnya. (dwi/mcb)