Pemkab Lumajang Belajar Pelayanan Publik Di Bojonegoro
Pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan kunjungan kerja ke Bojonegoro untuk menimba ilmu tentang pelayanan publik dan pelaksanaan SAKIP. Rombongan dari Kabupaten Lumajang itu diterima Asisten I Djoko Lukito, di gedung baru Pemkab lantai 2, Kamis (13/10).
Rombongan Pemkab Lumajang sejumlah 37 orang, yang terdiri dari Inspektorat, RSUD Dokter Hariyoto, Dispenduk capil, Dinkes, Dinas pemberdayaan masyarakat, Disbudpar, Lingkungan Hidup, kantor pelayanan terpadu, Satpol PP, forum Lumajang sehat, Bagian organisasi, camat, Bagian humas, Disdik, DPU, BKD, Bappeda, Nakertransmigrasi, Pertanian, Akademisi dan Media.
Dalam kesempatan itu Asisten I Bagian Pemerintahan Djoko Lukito, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan Pemkab Lumajang. Dia kemudian menjelaskan singkat tentang sejarah Bojonegoro dan sampai akhirnya terpilih sebagai pilot project keterbukaan Pemerintahan (OGP).
Djoko Lukito juga menjelaskan, dalam melakukan pelayanan publik Pemkab Bojonegoro menggunakan sistem keterbukaan pemerintahan, sehingga masyarakat bisa dengan mudah untuk mengetahui bahkan meminta data kepada Pemerintah.
“Selain itu, Pemkab saat ini sudah menerapkan open dokumen kontrak, yang merupakan terobosan baru untuk menyempurnakan keterbukaan Pemerintahan,” ungkapnya.
Disamping itu, lanjut dia untuk pelayanan publik Pemkab Bojonegoro telah melakukan banyak hal, mulai dari kemudahan perijinan, kemudahan kepengurusan Akta. “Dan bahkan, ada banyak aplikasi aduan yang di sediakan Pemkab Bojonegoro untuk masyarakat,” ujarnya.
Masih kata mantan Camat Tambakrejo ini, Bojonegoro merupakan daerah rawan banjir, meski air Bengawan tidak penuh tapi karena kita berada di bagian hilir jadi kita terkena dampaknya. “Sehingga, siap ataupun tidak, kita harus berani dan mau menggauli banjir. Karena jika kita ramah dengan banjir, maka banjir akan bersahabat dengan kita,” jelasnya.
Sementara itu Perwakilan Pemkab Lumajang, Asisten Administrasi Slamet Supriyono mengatakan bahwa nilai plus yang ada di Bojonegoro yang menjadi daya pikat Kabupaten Lumajang melakukan kunker. “Kabupaten Lumajang masih mendapat nilai C dalam SAKIP, oleh karena itu kami beserta rombongan ingin menimba banyak ilmu di Kabupaten Bojonegoro,” katanya.
Untuk segi pelayanan publik, Bojonegoro merupakan roh yang mengajarkan demokrasi di Indonesia. Sehingga, suatu kebanggan bagi Pemkab Lumajang, sedianya para pemangku kebijakan Pemkab Bojonegoro untuk membagi ilmunya. Dikatakan pula Kabupaten Lumajang memiliki jumlah penduduk yang tidak jauh beda dengan Bojonegoro. Untuk kesejahteraan rakyat, pariwisata bisa menjadi salah satu icon Lumajang.
“Selain itu, Lumajang dilalui sungai yang cukup panjang namun pengelolaan belum bisa maksimal,” paparnya.
Selain itu Lumajang merupakan daerah wisata, sehingga bisa jadi daya pikat Kabupaten. Lumajang memiliki 52 wisata alam, diantaranya B29, Semeru. Meski wisata milik pusat, Namun masyarakat sekitar masih terkena imbas yang baik untuk menunjang sektor perekonomian.
“Sehingga kita bisa berbagi pengalaman, dalam sektor pengelolaan wisata. Dengan harapan bisa saling bertukar ilmu dalam membangun pemerintahan masing-masing,” pungkasnya. (Rik/Kominfo)