Kang Yoto Berbagi Pengalaman Tentang Open Government Bojonegoro di Manila
Sebagai salah satu daerah yg diakui di tingkat internasional sebagai pemerintahan yang sukses menjalankan pemerintahan yang terbuka (open government), Bupati Bojonegoro, Suyoto diundang untuk berbagi pengalaman dengan negara lain pada acara Panel Diskusi Asian Development Bank and Open Government Partnership (ADB-OGP) di Manila Philipina, Kamis (21/7).
Acara ini dimoderatori Joe Powell, Deputy CEO OGP support unit serta diikuti oleh lebih dari 100 org peserta dari daerah/negara yang ditetapkan menjalankan pemerintahan terbuka serta beberapa lembaga internasional seperti PBB, ADB, UNDP, WWF dan IDFI.
Dalam acara ini, bupati yang akrab disapa Kang Yoto ini menguraikan hakekat dari pemerintahan yang terbuka adalah keterbukaan akan informasi atau data, keterbukaan akses bagi rakyat dan keterbukaan untuk memberikan saran, menyampaikan keluhan dan berpartisipasi dalam pembangunan. “Contoh implementasi yang sudah dijalankan Bojonegoro mulai tahun 2008 salah satunya adalah dialog publik yang bisa diikuti siapapun, terutama warga yang menyampaikan keluhan dan saran,” terang KY.
Pria berkacamata ini juga menjelaskan, proses transformasi pemerintahan di Bojonegoro didukung oleh enam pilar pembangunan berkelanjutan dan tujuh elemen transformasi. “Pemerintahan terbuka ini akan terus dilakukan seiring dengan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (SDGs),’ imbuhnya.
Diuraikannya, SDG’s sendiri memuat beberapa program, diantaranya adalah:
- Peningkatan pelayanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, perijinan dan infrastruktur.
- Perencanaan dan pengawasan yang lebih baik terkait desa membangun yang didukung gerakan desa sehat cerdas (GDSC)
- Pengelolaan anggaran yang diketahui publik hingga rincian penggunaan sebagai alat perencanaan anggaran yang baik.
- Mekanisme partisipasi publik regulasinya akan ditingkatkan dari Perbup menjadi Perda.
- Revolusi data. Satu data, satu kebijakan, yang up to date dan teritegrasi menunjang pembangunan dan kepentingan rakyat (smart city/regency).
“Inilah kekuatan Bojonegoro sebagai kolaborasi pemerintah di semua tingkatan, rakyat, para akademisi dan pengusaha. Bahwa OGP ini telah melewati tiga fase peningkatan, keberlanjutan dan optimalisasi. Dan The power of We sebagai pondasi sinergitas dan kolaborasi aksi,” pungkasnya.(mcb)