Bengawan Solo di Hilir Jawa Timur Aman
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, aman cenderung turun, juga di daerah hulu, Jawa Tengah.
“Bengawan Solo di daerah hulu, Jawa Tengah, juga Ndungus, Ngawi, dilaporkan tidak terjadi banjir,” kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Pandu, Selasa (1/3).
Ia juga menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, juga di bawah siaga banjir dengan ketinggian 11,95 meter, pukul 20.00 WIB.
“Ketinggian air di daerah hilirnya Bojonegoro juga terus menurun, meskipun statusnya masih siaga banjir,” ucapnya, menegaskan.
Sesuai data, ketinggian air Bengawan Solo di Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng, dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 7,37 meter (siaga I), 5,26 meter (siaga II), 2,93 meter (siaga I0 dan 1,85 meter (siaga I).
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, menyatakan pihaknya tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang selama Maret.
“BPBD tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, sebab curah hujan selama Maret masih tinggi,” katanya, menegaskan.
Sesuai data, dampak banjir luapan Bengawan Solo, sejak 26 Februari, tercatat sebanyak 20 desa di Kecamatan Trucuk, Baureno, Balen, Kapas, Kota dan Kanor.
BPBD memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai Rp504 juta, disebabkan ada areal tanaman padi seluas 306 hektare, yang rusak terendam air banjir.
Selain banjir luapan Bengawan Solo, lanjut dia, di Kecamatan Sekar, Ngasem dan Kepohbaru, juga dilanda banjir bandang.
“Tidak ada warga yang mengungsi selama bencana banjir terjadi,” ucapnya. (*/mcb)